Gembala-Gembala : Saksi Mata Pertama Natal
Luk 2:8-12 " Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."Mengapa para gembala diberi kehormatan khusus? Padahal secara sosial status para gembala di abad pertama sangat dipandang rendah. Menurut kitab Talmud, para gembala tidak bisa memberi kesaksian di pengadilan. Jadi mereka rupanya adalah golongan yang tidak dipercaya secara sosial. Secara agamapun mereka dipandang rendah. Karena tugas mereka menjaga domba maka mereka tidak memelihara Sabat dan tidak bisa mempraktekkan ritual dan upacara agama Yahudi.
Pada abad pertama kebanyakan gembala-gembala itu adalah orang suruhan atau upahan. Karena tanpa pengawasan maka mereka bisa berbuat curang yaitu mengambil domba milik tuannya atau tidak bertanggung jawab mengawasi dombanya. Di tengah pandangan yang skeptis ini maka Tuhan melawat para gembala.
Melalui Natal, Allah Memperhatikan Kaum yang Rendah
Para gembala yang diundang menyaksikan kelahiran Yesus bukanlah orang-orang yang suci, bukan kaum terdidik atau terpelajar, kaum yang kotor alias bau. Tetapi Allah menawarkan undangan spesial buat mereka. Allah memilih saksi mata pertama di luar dugaan manusia. Para gembala sendiri bahkan tidak menyangka akan melihat kehadiran Yesus sebagai manusia. Gembala ini tidak memiliki status yang terhormat, tidak masuk dalam level atau standar manusia zaman itu tapi justru Allah melawat mereka. Mereka mungkin dianggap kaum terbuang atau kaum yang terlupakan tapi Allah tidak melupakan mereka. Malam yang mereka lewati di padang itu kini menjadi malam yang berbeda. Tadinya setiap malam menjaga domba adalah sesuatu yang melelahkan dan membosankan tapi kali ini berbeda. Di tengah rutinitas yang menjemukan dan melelahkan maka Tuhan hadir di tengah mereka.
Melalui Natal, Allah menunjukkan bahwa semua manusia berharga dan istimewa di mata-Nya. Gembala menerima kabar gembira langsung dari Malaikat tentang berita kelahiran Mesias, itu adalah suatu privilege, suatu kehormatan besar. Itu adalah suatu berkat dan kasih karunia yang besar. Seperti Maria merespon saat dijumpai malaikat, maka gembala melihat berkat dan augerah Ilahi itu dinyatakan langsung kepada mereka. Natal adalah momen Allah melawat kaum yang berdosa, yang terlupakan, yang kotor dan yang hina agar mereka menjadi mulia. Tuhan mau lahir di kandang agar gembala-gembala bisa menemui-Nya dan melihat kemuliaan Allah.
Melalui Natal, Allah Memilih Orang yang Merespons dengan Iman. Respon Herodes adalah kemarahan. Respon orang Farisi dan ahli Taurat di Yerusalem adalah cuek dan tidak peduli. Tetapi iman para gembala ini luar biasa. Mereka taat dan mereka mengikuti apa kata malaikat. Mereka juga tidak membawa hadiah istimewa seperti orang majus, apa yang mereka miliki adalah iman mereka dan itu mereka bahwa kepada Kristus.
Mereka juga memuji dan memuliakan Allah. Damai dan sukacita besar mereka alami karena iman dan ketaatan mereka kepada Tuhan. Banyak orang dengan antusias merayakan Natal hanya sebagai hari raya belaka, atau liburan panjang atau sekedar ikut tradisi barat tanpa melihat siapa dan alasan sesungguhnya Natal itu. Kristuslah alasan Natal yang sesungguhnya. Kristus Tuhan, seperti yang disampaikan malaikat pada mereka. Sambutlah Natal dengan iman seperti gembala yang dengan rendah hati dan sederhana menyambut Yesus sehingga kita bisa mengalami sukacita dan damai Natal yang sejati.
saksi mata natal, siapa saja yang menjadi saksi kelahiran Yesus kristus?
ReplyDeleteKedatangan-Nya membawa keselamatan, inilah inti teologi kristen
ReplyDelete