Herodes Agung yang Tidak Agung
Herodes Agung adalah raja Israel yang terkenal pada
masanya. Dia mendapat predikat “Agung,” karena berbagai kelebihan yang dia
miliki. Memerintah di Yudea, Herodes Agung atau dikenal sebagai Herodes I sebenarnya adalah raja boneka dari Kekaisaran Romawi. Dia berasal dari keluarga Edom tetapi mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Yahudi.Benarkah dia adalah seorang Raja yang Agung? Musuhnya
mengatakan,”Dia mencuri kekuasaan seperti serigala, memerintah seperti macan
tetapi mati seperti anjing.” Tampaknya sindiran dari musuhnya itu
memperlihatkan tentang sifat 'kebinatangan' dari Herodes. Herodes yang dikenal
agung atau besar itu justru tidak memperlihatkan keagungan dan kebesaran sejati
sebagai raja.
Raja yang satu ini memang kontroversial. Memerintah dalam waktu yang cukup lama di kalangan orang Yahudi kendati tidak disukai orang Yahudi, Herodes berusaha mengambil hati orang Yahudi dalam wilayah pemerintahannya. Apa saja kelebihan atau hal kepiawaian yang dimiliki Herodes ini?
KELEBIHAN
KELEBIHAN
Lihai dalam Berpolitik
Untuk urusan politik dan berdiplomasi atau kasarnya menjilat, Herodes jagonya. Herodes pertama kali menjabat
sebagai gubernur tetapi karena kelihaiannya dalam berpolitik maka dia dengan
segera naik menjadi raja Israel. Herodes pintar mengambil hati penguasa Romawi
pada zamannya yaitu kaisar Agustus. Agustus waktu itu dalam perebutan kekuasaan
dengan Antonius, sahabatnya sendiri. Kendati sebelumnya Herodes mendukung
Antonius tapi di menit-menit terkahir
dia berbalik dan mendukung Agustus. Agustus sendiri tampak menyukai Herodes dan
atas dasar itulah maka tahun 30 SM Agustus mempercayakan Herodes untuk
menduduki tampuk kekuasaan di Israel.
Piawai dalam Membangun
Raja Herodes
juga dikenal sebagai seorang Raja yang gemar melakukan pembangunan konstruksi
yang masif. Tahun 23 SM Herodes membangun
sebuah istana di Yerusalem dan benteng Herodian di Yudea. Tahun 22 SM Pembangunan dimulai
di Caesarea Maritima dan pelabuhannya. Sekitar
20 SM perluasan dimulai
pada Bait Allah
Kedua.
Ia mencuri hati banyak orang dengan segala proyek bangunannya. Ia juga membangun amfiteater juga benteng yang megah dengan rumah pemandian yang mewah. Banyak bangunan bekas peninggalan Raja Herodes yang bahkan mengesankan para insinyur modern saat ini. Ada banyak spekulasi mengenai alasan dia melakukan pembangunan yang megah tersebut. Salah satunya ada yang mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk popularitas sang Raja Herodes.
TABIAT ASLINYA
TABIAT ASLINYA
Kejam dan Gila Kuasa
Tapi di
balik kelihaiannya berpolitik dan kemampuannya membangun yang hebat terdapat
sifat dan karakternya yang kejam. Di awal pemerintahannya sudah diwarnai dengan pertumpahan darah yaitu menghabisi kaum pemberontak di Galilea. Sebagai raja, Herodes tidak segan-segan untuk
melenyapkan musuh poliitiknya. Bahkan lebih dari itu dia tega membunuh anggota
keluarganya sendiri demi mempertahankan kekuasaannya. Herodes bahkan bertindak
lebih jauh yaitu orang yang dia anggap punya potensi untuk menjadi musuh atau menurutnya
bisa menjadi ancaman di masa depan untuk menggusur kekuasaannya maka dia dengan
segera bertindak yaitu langsung menghabisinya tanpa ampun.
Tidak heran Herodes mendapat julukan paranoid karena sifatnya yang gampang curiga terhadap siapapun termasuk keluarganya sendiri. Istrinya yang sebenarnya sangat dicintainya dibunuh dalam usia muda karena sifat Herodes yang mudah cemburu. Ibu mertuanya juga dibunuh oleh Herodes. Tragisnya tiga anaknya juga mati di tangannya sendiri. Tahta kekuasaan Herodes berlumur darah akibat banyaknya pembunuhan keji yang dia lakukan. Kaum rohaniwan pun tidak luput dari tebasan pedang hukuman Herodes. Kaum Sanhedrin yang terdiri dari orang Farisi dibantai oleh Herodes yang mengakibatkan kebencian yang makin dalam dari orang Yahudi terhadap dia.
Upaya yang masih termasuk halus yang dia lakukan demi mengamankan tahtanya adalah saat Herodes mengangkat adik iparnya yang berusia 17 tahun Aristobulus III dari Yudea menjadi Imam Besar, karena ia khawatir bahwa orang-orang Yahudi akan mengangkat Aristobulus menjadi "raja orang Yahudi" untuk menggantikannya. Tapi karena Aristobulus berdarah Yahudi murni membuatnya makin populer dan disukai sebaliknya hal itu mencemaskan Herodes. ia pun menenggelamkan Aristobulus dalam sebuah pesta!
Raja yang Gemar Berpoligami
Selain itu
sebagai raja, Herodes ini adalah raja yang agresif melakukan poligami. Dia
tidak peduli hubungan darah, yang masih termasuk keluarganya pun disikat sama
Herodes. Nafsu berkuasa sama besarnya dengan nafsunya untuk memiliki banyak
istri. Tidak terhitung lagi banyaknya istri dan anak dari si Herodes ini.
Herodes dalam Alkitab
Uniknya
Herodes yang Agung itu tidak banyak disinggung dalam Alkitab. Cuplikan tentang
Herodes itu muncul dalam Injil Matius pasal 2 dan berakhir di akhir pasal 2.
Kisahnya hanya singkat yang berujung lagi-lagi pada kekejaman yang dilakukannya.
Asal tahu saja, usia Herodes pada waktu mendengar kabar tentang kelahiran Raja
Baru dari orang Majus itu adalah 70 tahun. Usia yang sudah lanjut tapi sang
kakek ini tidak mau disaingi siapapun sampai dia mati. Keinginan berkuasa
seumur hidup sudah menjadi tekad Herodes sehingga dia akan berusaha
menyingkirkan siapapun yang bakal menyainginya termasuk raja yang masih bayi
sekalipun. Kondisi Herodes juga waktu itu sebenarnya sudah sangat lemah dan
sakit-sakitan tapi nafsu berkuasanya tetap kuat!
Makanya
Herodes “terkejut”, mendengar kabar dari orang Majus mengenai kelahiran Raja
Baru tersebut. Keterkejutannya bukan karena dia nggak menyangka ada raja baru
di wilayahnya tetapi lebih kepada dia merasa ada ancaman baru yang muncul di
akhir pemerintahannya sementara dia beranggapan bahwa dia sudah mengendalikan dan
mengamankan musuh-musuhnya. Eh, tau-tau ada raja yang masih bayi lahir di
wilayah yang dekat dengan Yerusalem. Ini cari gara-gara namanya!
Herodes tidakt
bertindak gegabah. Dia dengan licik bertindak elegan dengan mengatakan kepada
para Majus untuk mengecek dulu dan barulah kembali memberitahukannya. Bahkan
Herodes mengatakan hendak “menyembah-Nya”, suatu perkataan yang terdengar mulia
tapi di balik itu tersembunyi motif yang jahat.
Ketika
Herodes tahu bahwa orang Majus telah memperdayanya, Herodes dengan cepat bereaksi.
Dia marah seperti dicatat penulis Injil yaitu Matius, benar-benar menggambarkan
tabiat asli raja ini. Kemarahannya seperti biasa langsung diikuti perintah
eksekusi untuk membantai bayi-bayi di Bethlehem. Keluarga yang tidak
menyerahkan anaknya dihukum. DI kota yang kecil itu populasi bayi sekitar 20-30
bayi. Sejarawan Yahudi yaitu Josephus memang tidak mencatat kisah ini. Tetapi
jelas tidak bisa dipungkiri bahwa latar belakang Herodes sangat mendukung dia
untuk melakukan tindakan ini.
Macrobius,
seorang sejarawan kafir, mengatakan bahwa ketika Kaisar Agustus mendengar bahwa
Herodes membunuh anaknya sendiri di antara anak berusia dua tahun yang disuruh
untuk dibunuh, mengatakan dengan nada mencibir—bahwa “lebih baik menjadi babi
Herodes daripada menjadi anaknya.” Adat wilayah itu melarangnya membunuh babi,
tetapi tidak ada yang menahan Herodes untuk membunuh anaknya sendiri. Beberapa
hari kemudian Herodes pun mati karena sakit.
Herodes adalah gambaran orang yang sifat dasarnya adalah tidak pernah puas, haus dengan kekuasaan, ingin selalu dirinya menjadi pusat dalam segala hal. Maka ketika dia mendengar raja yang baru lahir dia tidak pernah terpikir untuk menunjukkan respek. Dia bertindak untuk dan demi dirinya sendiri. Dia tidak mau menundukkan dirinya untuk menyembah sang Raja yang baru lahir.
Herodes sebenarnya terlibat dalam pembangunan Bait Suci tetapi apa yang dilakukannya bukan karena dia takut akan Tuhan. Seseorang bisa saja membangun tempat yang suci atau kudus bagi Tuhan tetapi kalau dia sendiri tidak mau hidup tunduk kepada Allah dan hidup takut akan Tuhan maka hidupnya tidak akan memperkenakan hati Tuhan. Terbukti Herodes membangun hanya untuk menarik simpati massa bukan karena motivasi yang benar. Demi menarik massa Herodes melakukan apa yang menyenangkan hati massa padahal Tuhan sendiri menginginkan motivasi yang tulus dan benar. Ini sama saja memanipulasi hal rohani untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan.
referensi : wikipedia/livius/aish
Post a Comment