Sisi Gelap Kepemimpinan Nelson Mandela
Nelson Mandela mencatatkan dirinya sebagai seorang figur yang mengubah rakyat Afrika Selatan. Tokoh anti apartheid, filantropi ini dijuluki sebagai 'Madiba', atau 'bapa' bagi bangsanya. Kepergiannya menimbulkan simpati dan pujian dari berbagai kalangan termasuk pemimpin terkemuka dunia untuk sepak terjangngya semasa menjadi pemimpin Afrika Selatan. Kisah ketekunannya dalam perjuangannya menentang Apartheid serta pengampunan Mandela menjadi suatu kisah inspirasi yang banyak dikutip termasuk dipakai sebagai ilustrasi khotbah!Tapi tokoh Nelson Mandela ini ini bukannya tanpa cacat. Bahkan dalam Wikipedia sendiri dikatakan bahwa Nelson Mandela adalah tokoh yang kontroversial semasa hidupnya. Para pengeritiknya menuduhnya sebagai teroris Marxist. Penulis biografinya sendiri membantah dengan mengatakan dia bukan anggota Partai Komunis. Mandela juga disorot dalam pernikahannya, dia menikah sebanyak tiga kali dan istri ketiganya dinikahi pada saat ia berusia 80 tahun.
Tapi yang paling kontroversial menurut saya bukan masalah teroris Marxist ataupun berkaitan dengan masalah keluarganya. Menurut saya ada tiga hal:
Pertama, Mandela adalah pendukung aborsi dengan menandatangani Choice on Termination of Pregnancy Act of 1996, yang menurut The Guttmacher Institute dikatakan sebagai " hukum aborsi paling liberal di seluruh dunia ". Hukum yang dilegalkan Mandela dua tahun setelah pemerintahannya itu melegalkan aborsi sebelum 12 minggu dan setelah 20 minggu. Menurut statistik resmi, kurang lebih satu juta aborsi legal telah dilaporkan dan itu berarti satu juta nyawa bayi melayang di Afrika Selatan sejak hukum pro aborsi itu dilegalkan.
Jika dunia atau rakyat Afrika menganggap Nelson Mandela adalah pejuang bagi kemanusiaan dan martabat dari manusia maka jelas bayi yang dalam kandungan itu tidak termasuk di dalamnya! Ini adalah hal ironis dan para pengamat mengatakan bahwa tangannya berlumuran darah para bayi aborsi. Kebijakannya yang pro aborsi itu jelas mendapatkan pujian dari para pembela aborsi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Mandela dianggap pahlawan sejati untuk keadilan sosial, persamaan dan perdamaian, demikian para pendukung aborsi yang berkomentar saat kematiannya.
Kedua Mandela mendukung homoseksual dan pernikahan gay. Mandela dikenal sebagai salah satu icon gay terbesar! Tahun 1994 Afrika Selatan adalah negara pertama di dunia yang melegalkan kaum homoseksual dan itu menjadi jalan utama bagi pernikahan gay. Hal itu dilakukan Mandela di tahun pertama pemerintahannya. Afrika Selatan akhirnya dikenal sebagai pemimpin global untuk hak-hak LGBT.
Ketiga, Mandela mempromosikan kekerasan. Dr. Peter Hammond of Frontline Fellowship of Newlands, South Africa mengatakan bahwa Mandela bertanggung jawab atas 156 aksi kekerasan publik yang terjadi di negara itu. Militer di bawah AFC dianggapnya bertanggung jawab atau kekerasan dan pembunuhan banyak rakyat Afrika termasuk seorang misionaris dan keluarganya. Istrinya yaitu Winnie Mandela juga terlibat dalam banyak aksi pembunuhan dan penculikan termasuk melakukan kejahatan necklacing (membakar hidup-hidup seseorang dengan ban dan bensin).
Banyak orang Kristen atau hamba Tuhan yang tidak mendapatkan info secara jelas dan lengkap dan akhirnya hanya melihat atau mengekspos hal yang positif dari seorang Mandela. Tapi kalau mau jujur maka kita harus melihat hidupnya secara keseluruhan. Albert Mohler mengatakan bahwa tidak seorang pahlawan yang benar-benar heroik dalam setiap aspek dan tidak ada seorang pahlawan yang bisa menyelamatkan..
Berefleksi dari seorang Nelson Mandela, saya terpikir tentang sebuah buku yang berjudul "Darkside of Leadership", atau tepatnya sisi gelap seorang pemimpin. Ada bahaya yang harus diwaspadai dalam diri setiap pemimpin atau setiap kita yaitu sisi gelap yang bisa bermanifetasi dalam bentuk apa saja. Kalau sisi gelap itu tidak bisa diatasi maka hal itu bukan hanya merusak diri sendiri tapi merusak serta menghancurkan orang lain!
http://en.wikipedia.org/wiki/Nelson_Mandela
Independent.co.uk
Huffingtonpost
Christiannews
Post a Comment