News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pelajaran dari Atheist

Pelajaran dari Atheist

Image and video hosting by TinyPicJulia Gillard, Perdana Menteri wanita pertama di Australia yang dilantik 24 Juni 2010 lalu mengeluarkan pernyataan yang cukup menghebohkan para pemilihnya. Dalam wawancara dengan radio ABC Melbourne tanggal 29 juni 2010, secara terang-terangan ia mengatakan bahwa dirinya tidak percaya kepada Tuhan. Berikut kutipannya :  "I am not going to pretend a faith I don't feel," she said. "I am what I am and people will judge that. For people of faith, I think the greatest compliment I could pay to them is to respect their genuinely held beliefs and not to engage in some pretence about mine. I grew up in the Christian church, a Christian background. I won prizes for catechism, for being able to remember Bible verses. I am steeped in that tradition, but I've made decisions in my adult life about my own views."

Berita ini memang sudah cukup lama tetapi bagi saya ini menjadi suatu perenungan yang menarik. Bukan hanya karena pernyataannya yang terang-terangan kepada media, kejujurannya untuk mengungkapkan akan keyakinannya. Tapi yang saya mau soroti di sini adalah latar belakang Julia Gillard yang kental dengan Kekristenan sejak kecilnya serta tumbuh besar dalam tradisi Gereja ternyata mengalami titik balik yang drastis pada masa dewasanya. Hal yang patut kita renungkan adalah :

Pertama, seorang yang dibesarkan dengan latar belakang dan keyakinan Kristen belum tentu dia adalah seorang yang memiliki iman yang sejati. Iman itu adalah masalah relasi secara personal dengan Tuhan. Dibesarkan dalam keluarga Kristen, di dalam lingkungan gereja, jago menghafal ayat Alkitab dan memiliki latar belakang Kristen tidak akan otomatis membuat seseoran itu memiliki iman yang sesungguhnya. 
Bisa saja apa yang dilakukan itu hanyalah  sekedar aktifitas agama, atau sekedar hafalan tetapi tidak menyentuh hati atau tidak berdampak secara pribadi. Atau hanya sekedar ikut-ikutan (ikut orang tua, ikut teman, ikut tradisi). 

Kedua, menghafal ayat Alkitab tetapi hanya sekedar untuk hafalan. Julia dan banyak orang lain mungkin hafal banyak ayat Alkitab. Ditanya ayat ini dan itu, hafal di luar kepala. tetapi, ayat Alkitab itu bukan sekedar ayat biasa. Ayat Alkitab itu adalah Firman Tuhan. Jadi kalau menghafal ayat tujuannya hanya sekedar untuk dihafal, untuk meraih penghargaan atau untuk menunjukkan kepintaran maka ayat Alkitab itu sebenarnya sia-sia untuk dihafalkan. Bukankah baik dihafal? Betul, tetapi ayat Firman Tuhan itu harus diimani, dipegang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau dihafal doang maka tidak ada dampaknya, tetapi kalau kita berpegang dan percaya kepada Firman Tuhan, maka kita akan dikuatkan, diberkati dan dipimpin oleh Tuhan. 

Ketiga, kita harus berjaga-jaga agar kita tidak jatuh. Jangan bersandar pada pengertian, pengetahuan dan kemampuan sendiri! Jangan sampai kita berpikir, ah iman saya jauh lebih kuat dari Julia Gillard, saya ngak bakal jadi atheist! Justru kita harus berjaga-jaga dan jangan merasa sombong karena di saat kita merasa diri kuat maka di situlah letak kejatuhan kita. Makanya saat melihat Julia Gillard harusnya membuat kita melihat kepada diri sendiri. Seorang yang memiliki tradisi kepercayaan Kristen yang begitu kuat ternyata imannya bukannya bertumbuh tapi berubah. Bibit iman Kekristenannya ternyata kalah oleh pendiriannya saat dewasa. Logika dan kemmapuan kita terbatas dan ada area yang tidak bisa kita hadapi dengan mengandalkan kekuatan sendiri. 

Keempat, belajar untuk setia sampai akhir. Tuhan ingin agar kita setia sampai akhir agar kita dapat menerima mahkota kehidupan. Kalau kita sudah memulai dengan baik maka kita harus berusaha mempertahankannya sampai kita berjumpa dengan Tuhan. Jangan sampai kita kehilangan kasih yang mula-mula, tawar hati dan mundur. Julia Gillard sebenarnya sudah mengawali dengan baik tapi sayang putus di tengah jalan. Semoga Tuhan memampukan kita untuk tetap setia dalam mengikut Dia. Apapun tantangan dan rintangan yang bisa menghadang, Tuhan kita setia dan Dia akan menolong dan menyertai langkah iman kita melalu momen demi momen dalam hidup kita.

Kita memang belum tahu bagaimana nanti imannya apakah imannya tetap atheis atau dia akan berubah. Mudah-mudahan dengan adanya bencana di Australia itu Julia Gillard bisa introspeksi diri, mau melihat bahwa Tuhan sedang berbicara bukan hanya kepada bangsa Australia tetapi kepadanya secara pribadi.  

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

13 Post a Comment

  1. Terima kasih untuk post yang begitu memberkati.Ada benih yang jatuh di jalan dan diinjak orang,ada juga benih yang jatuh di atas bebatuan kemudian tumbuh dan mati karena tidak berakar,ada juga benih yang jatuh disemak belukar kemudian dihimpit dan mati.Benih yang baik jatuh di tanah yang subur kemudian bertumbuh dan berakar serta menghasilkan buah.Hati kita harus menjadi tanah yang subur bagi Firman Tuhan agar Firman itu bertumbuh dan berakar kuat dan tidak tergoyahkan oleh apapun.Praise The Lord!

    ReplyDelete
  2. Thanks Blessing Day: Memang kalo nggak berakar, bertumbuh alias hanya di permukaan saja akan sangat rapuh. Agar tidak mudah tercerabut maka perlu nutrisi Firman yang terus menerus dan diserap dengan baik sehingga jadi kuat dan kokoh. mau angin timur, barat, utara dan selatan nggak akan ngefek, he he :) God Bless You

    ReplyDelete
  3. yah itulah hati manusia...kadang hanya karena suatu kondisi tertentu, konsep tentang tuhan dalam dirinya hilang begitu saja....
    semoga kita tidak menjadi orang yang menghilangkan tuhan dalam hati kita.

    ReplyDelete
  4. Benar banget, kalau membaca Alkitab tapi tidak datang kepada Tuhan sendiri, sama saja seperti baca koran, cuma jadi pengetahuan saja, firman-Nya tidak bisa menjadi rhema.

    ReplyDelete
  5. @Andun : Saya tertarik dengan kalimatnya, "menghilangkan Tuhan", iya kalo kita sudah menggeser, menggusur dan menghilangkan Tuhan dalam hati kita dan menggantikannya dengan yang lain, wah cilaka.

    @Grace Receiver :Alkitab itu kan surat cinta-Nya Tuhan...kalau kita membaca tanpa ada kerinduan, hasrat hati yang menginginkan Firman ibaratnya baca sambil lalu aja, cuma numpang lewat persis seperti baca koran, tanpa makna dan arti sama sekali.

    ReplyDelete
  6. Satu yang patut kita tiru dari Julia Gillard, Perdana Menteri Australia yakni sikapnya yan mau jujur dan tidak bersembunyi dibalik topeng... Selayaknya para pemimpin bangsa kita mengikuti sikap beliau yang berani bicara jujur...
    Yang lainnya... Ya jangan ditiru apalagi dengan meyakini bahwa Tuhan itu tidak ada.

    ReplyDelete
  7. Kalau ditinjau dari sisi itu bisa dibilang dia "jujur" dan berpegang pada prinsip bahwa dia tidak mau menarik simpati dari sisi agama. Dia tidak mau membangun pencitraan lewat agama.
    Saya menangkap pointnya, seharusnya pemimpin itu harus bicara jujur dan jangan ngasal atau mengada-ngada atau hanya untuk membuat citra yang lebih baik.
    Dan seorang pemimpin/calon pemimpin tidak cuma bicara tapi hidup dengan jujur dan jangan lupa, jalani hidup dengan benar, hidup yang takut akan Tuhan. Ini baru ideal ya

    ReplyDelete
  8. inilah yang aqu suka dari orang barat, berani berkata jujur, dan ketika dia mengungkapkan pendapatnya, tidak ada yang demo untuk menurunkan dia dari PM .. hehehehehe ... like it ... tentang iman.. terima kasih bro Ronny sudah memberikan pandangan yang cukup menguatkan .. memang benar..banyak orang yang mengaku keristen, tapi hanya tradisi, dan supaya di KTPnya ada agamanya... tapi tidak mau untuk hidup sesuai keinginan Kristus.. aq juga sering seperti itu (membangkang kepada Tuhan) .. tapi aq berdoa untuk tetap diberikan kekuatan supata jangan goyah dengan berupa-rupa angin pengajaran ...

    ReplyDelete
  9. Betul, kalo politisi kita justru sebaliknya mengaku beragama tapi ya tau sendiri, antara 'imannya' dan perbuatannya gimana ya, nyanda sinkron dorang bilang (Btw kadang kita juga bisa terjebak seperti itu loh...)
    Ini jadi introspeksi buat kita kita sih, jangan jadikan iman itu hanya tradisi atau omongan belaka tapi tanpa makna, cuma simbol atau identitas untuk meningkatkan pencitraan. Jadikan iman itu life style kita. Spiritual life itu yang akan menentukan life style kita

    ReplyDelete
  10. mungkin bagi yg atheis melihat, kalo sekarang ini banyak orang yg saling bunuh atas nama agama dan atas nama Tuhan (tidak hanya di indonesia), untuk apa beragama.
    apapun alasan Julia Gillard utk menjadi atheis, saya pribadi salut dgn kejujurannya.
    dan bersyukur lagi, dia tdk tinggal di indonesia, kalo ngga...walahhh...
    btw, di indonesia ada yg atheis ga ya? s

    ReplyDelete
  11. Kalo di Indonesia kayaknya lebih banyak ateis praktis jadi walaupun secara teori tidak menganut paham ateis atau mengaku secara terbuka tapi dalam kehidupan sehari-hari sudah nggak mau lagi beriman atau percaya kepada Tuhan. Kalo yang ateis di negara kita sih saya pernah baca forumnya di internet tapi yang buat forum itu tinggal di negara tetangga dan ada juga orang Indonesia yang join.
    Kalau Julia Gillard kan sebagai pemimpin sayang sekali ya malah memberi contoh, kalau ada yang seperti itu di negera kita udah langsung didemo kali :)

    ReplyDelete
  12. who do you think that can give you the ability to think, to act, to move your body easily, to speak fluently, than to walk, to eat, to drink, to sleep and wakeup , ect .... you can say there are all nature and natural processis but who creat nature and natural processis that cannot be followed/trace exactly back by humand mind..... sooo think it all in your mind and close your eyes , and open your eyes those are all in the power of ALLAH ........., you cannot be reedesign and you cannot be stop ... how can you life, love and give love to other people or my be love for your nation and your people if it is not in the power of ALLAH .....

    ReplyDelete