Mengenal Elohim
Fisikawan kawakan Profesor Stephen Hawking mengeluarkan buku terbarunya “The Grand Design”. Dalam bukunya itu dia menolak keberadaan Allah dan peranan Allah dalam menciptakan alam semesta dan dunia ini. Dia mengatakan bahwa karena ada hukum gravitasilah yang menyebabkan alam semesta tercipta dari ketiadaan.
Barangkali Profesor Hawking lupa, penemu hukum gravitas yaitu Isaac Newton menyatakan sebaliknya. Newton mengatakan bahwa alam semesta ini tercipta karena Tuhan. Keyakinan Newton jelas bukan tanpa dasar. Dia pasti mengamini dan mengimani bahwa Allah adalah Pencipta dunia ini. Dalam Kejadian 1, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Pernyataan ini jelas menunjukkan awal dari alam semesta itu bukan dari ledakan besar atau terjadi dengan sendirinya. Ada Oknum yang menyebabkan yaitu Allah.
Saya mau mengajak kita melihat lebih dalam mengenai Allah Pencipta dalam Kejadian 1:1. Nama Allah yang dipakai dalam Kejadian 1:1 adalah Elohim. El berarti “mighty” one atau “strong/strength” one. Dalam Kejadian 1:1-2:4 kata Elohim digunakan sebagai Pencipta sebanyak 35 kali. Elohim sendiri bentuknya jamak tetapi kata kerja yang mengikutinya justru tunggal. Maksudnya seperti kalimat “Allah (Elohim=jamak) menciptakan (bentuknya tunggal). Dan ini bukan sebuah kesalahan karena sebenarnya Elohim mengacu kepada Allah Tritunggal yang Esa.
Lalu apa sesungguhnya apa makna Elohim bagi kita?
Pertama, Elohim adalah Pencipta yang Maha Kuasa, Pencipta yang Kuat dan Perkasa. Elohim menunjukkan kebesaran Allah atas ciptaan-Nya dan atas alam semesta ini. Bahkan dalam terjemahan Chinese kata Elohim dipakai sebagai Penguasa Langit. Allah adalah Penguasa tertinggi, Penguasa yang berotoritas, Penguasa satu-satunya. Dialah Penguasa yang memerintah atas ciptaan-Nya karena Dia yaitu Elohim yang menjadikannya. Elohim sekaligus menunjukkan keagungan, kreativitas dan hikmat Allah sebagai Pencipta yang menciptakan alam ini dengan kreatif dan indah. Melihat ciptaan Allah dalam dunia ini seharusnya mendorong kita untuk memuji dan mengagungkan kebesaran-Nya.
Carl Boberg seorang pengkhotbah Swedia, sewaktu melihat pemandangan alam terinspirasi untuk menulis lagu How Great Thou Art. Sewaktu siang selagi dia melihat alam tiba-tiba dia menyaksikan suara guruh menggelegar diikuti kilatan petir yan menyambar, tidak lama kemudian dlam ketenangan sayup-sayu dia mendengar suara burung berkicau. Pemandangan yang memesona itu akhirnya menginspirasi dia untuk menulis,”How Great Thou Art”.
Kedua, Elohim berarti Allah yang menjadi Penopang ciptaan-Nya. Dia adalah Allah yang mengontrol dan mengendalikan seluruh ciptaan-Nya. Mazmur 8:4 mengatakan bahwa Allah menempatkan bulan dan bintang-bintang. Bahkan bintang pun sangat penting di hadapan-Nya. Burung yang kecil di udarapun tidak luput dari pengendalian Tuhan. Dia mengatur seluruh ciptaan-Nya dan menopang semuanya.
Ada pandangan yang disebut Deism, mengajarkan bahwa setelah Allah menciptalkan maka Allah meninggalkan ciptaan-Nya. Allah membiarkan alam brjalan sendiri karena sudah ada hukum-hukum alam. Pandangan ini tidak benar, Allah tetap menopang ciptaan-Nya sekalipun itu yang terkecil dan luput dari pandangan manusia. Dialah yang menopang seluruh alam semesta dan seluruh ciptaan-Nya. Tidak ada yang luput dari topangan Allah yang kuat. Kalau ciptaan-Nya ditopang-Nya, apalagi kita, ciptaan-Nya yang istimewa.
Ketiga, Elohim adalah Allah yang menjadi Pencipta kita, yang menciptakan kita dengan tujuan. Elohim terlibat secara personal dalama menciptakan kita seperti dalam Yesaya 43:7 menyatakan bahwa Allah menciptakan kita, membentuk dan menjadikan kita tujuannya adalah untuk kemuliaan Allah. Allah menciptakan kita bukan karena kebetulan dan bukan tanpa tujuan. Dia bahkan merancang dan menjadikan kita dengan cermatnya. Bayangkan setelah semuanya tercipta, Tuhan merancang segala potensi kita dan menaruhnya dalam diri kita. Allah Bapa yang penuh hikmat dan Maha Penyayang mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Dia tahu apa yang terbaik bagi kita dan dia memberikannya sebagai hadiah bagi kita.
Pencipta kita juga mengenal kita secara pribadi. Dia bahkan mengenal jauh lebih baik dari pada pengenalan kita akan diri kita sendiri. Dia tahu apa yang menjadi kelemahan kita. Allah Pencipta kita yang Kuat, Dialah yang akan menolong kita, apapun masalah yang kita hadapi.
Kita unik dan sangat berharga di mata-Nya. Makanya Elohim tidak hanya menjadi Pencipta kita tapi Dia juga sekaligus menjadi Penebus kita. Sama seperti seorang anak kecil yan membuat perahu, lalu perahunya hanyut dan terhilang. Dia mencarinya sampai dia menemukannya sudah terpajang di sebuah tempat untuk dijual. Anak ini akhirnya mengeluarkan duitnya untuk menebusnya. Kita tidak hanya dicipta Allah tapi juga ditebus-Nya dengan mengutus Kristus yang mati bagi kita. Kita adalah ciptaan-Nya yang paling mulia dan berharga.
dengan luasnya alam semesta, dengan banyaknya galaxi di ruang angkasa sana...apakah Allah hanya menciptakan bumi dan manusia?
ReplyDeleteapakah tidak ada ruang bagi manusia untuk mengatakan : We are not Alone?'
Sebenarnya yang menciptakan alam semesta adalah Allah SWT, Tuhan yang Maha Pandai. Ilmu manusia seperti yang di katakan Stephen Hawking memang benar karena ada hukum gravitasi, tetapi perlu di sadari bahwa gravitasi itu di ciptakan oleh Allah. Semua pasti ada ujungnya dan ujungnya itu Allah. Allah sudah mengatur tata letak sedemikian rupa dan agar bisa menjadi pelajaran bagi manusia di bumi termasuk Steven Hawking. Dan kehidupan bukan hanya ada di dunia yang kita tempati tapi ada juga kehidupan lain di dunia lain, di dimensi yang lain dan hanya Allah lah yang tahu.
ReplyDeleteItulah kalo orang sudah merasa dirinya pintar sekali seperti Steven Hawking, sehingga dengan mudahnya mendoktrinkan sesuatu seperti yang di katakannya bahwa alam semesta tidak terbentuk tanpa campur tangan Allah.
Tentu hal ini cukup ironis buat saya pribadi dan ini merupakan pemikiran yang sempit. Ini bisa saya katakan, menggunakan kepandaian untuk memutuskan sesuatu yang tidak tepat.
Ah, jadi bingung ngonongnya nih...:)
Gemes aja, kalo saya dengar ada orang yang ga percaya Tuhan ! :)
Setuju, kita tak dapat hidup normal jika pemahaman tentang adanya Tuhan dihilangkan
ReplyDeleteJika bicara soal logika,seorang pemikir Kristen yang jenius C.S Lewis menulis bahwa manusia tidak dapat menilai apa yang terjadi pada manusia dan sekelililingya termasuk alam semesta tanpa mengakui bahwa ada "orang luar" yang telah menjadikan semuanya ada,karena manusia adalah "orang dalam" yaitu bagian dari ciptaan itu sendiri.Albert Einstein berkata bahwa segala yang ada dimuka bumi dan di cakrawala semesta hanya untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada.
ReplyDeleteHanya dengan iman kita dapat mengakui bahwa ada suatu kuasa yang melebihi segala kuasa yang telah menjadikan langit dan bumi yaitu TUHAN.
Baca bukunya CS Lewis ya? Mantab nih...Saya belum sempet baca bukunya dia. Kalau Einstein dari apa yang pernah saya baca dia percaya Tuhan versi Deisme...dan di kesempatan yang lain beliau mengakui keharmonisan dan keindahan ciptaan oleh apa yang disebutnya 'the mind of God' (impersonal?).
ReplyDeletePaling tidak ilmuwan ini mengakui ada Pribadi yang melampaui ciptaan menciptakan semua ini.
Keyakinan iman kita jelas didukung oleh Firman Allah bahwa :Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Genesis1:1)...Thanks buat komentnya ya
Shalom..Pak Ronny,lama baru berkunjung kembali,biasa kegiatan off line menyita waktu saya.Kalo CS Lewis memang pemikir Kristen yang jenius menurut saya,dan mengenai Einstein sepanjang yang saya ketahui beliau mengakui adanya Tuhan yang menciptakan semesta tetapi sebatas pemikirannya saja tanpa mengetahui Tuhan yang seperti apa?
ReplyDeleteKeyakinan kita jelas bersandar pada Firman Allah, amin.Trima kasih sharenya Pak Ronny.
Shalom, selamat Paskah ya en thanks sudaha berkunjung kembali. C.S. Lewis juga penulis yang handal...Saya setuju dengan Anda, keyakinan kita tidak bergantung pada pendapat para ahli tetapi berdasarkan Firman Tuhan. Thanks Blessing Day
ReplyDelete