News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Servant Leader

Servant Leader


Ada anggapan bahwa menjadi bos atau pemimpin itu paling enak. Makanya di negeri ini banyak orang berlomba-lomba menjadi pemimpin mulai dari caleg sampai mau jadi bupati, camat, lurah sekalipun. Padahal kalau menyadari arti kepemimpinan yang sebenarnya tidaklah semudah dan seenak yang dikira orang. Melihat pelantikan para pemimpin di negara kita terbersit harapan dan keraguan. Harapan bahwa para pemimpin akan membawa perubahan yang lebih baik dan rasa ragu karena melihat sepertinya perubahan kepemimpinan belum tentu menjamin akan terjadi perubahan yang lebih baik lagi. Harapan bahwa perubahan di negara kita itu terjadi secara nyata sebenarnya dimulai dari para pemimpin itu sendiri.

Kepemimpinan yang macam apa atau model apa yang bisa menjadi model dan patut dipraktekkan oleh para pemimpin kita? Masih ingat lagu "Tak gendong", kalau diinterpretasikan dalam konteks kepemimpinan berarti berarti mau menyingsingkan lengan dan mengulurkan tangan tanda untuk membantu dan mau menolong. Di sini aku hadir dan siap membantu. Tak gendong sebenarnya adalah cerminan atau refleksi dari Servant Leadership atau kepemimpinan pelayan. Adalah pakar manajemen, Robert Greenleaf, mengembangkan konsep yang pertama ke dalam dunia sekular. Pada tahun 1970 Greenleaf menulis sebuah buku manajemen berjudul 'The Servant as Leader' (pelayan sebagai pemimpin). Ide pokoknya adalah, seorang pemimpin besar mula-mula harus melayani orang lain, dan bahwa kenyataan yang sederhana ini merupakan inti dari kebesarannya sebagai seorang pemimpin. Dua ribu tahun yang lalu Kristus sudah memperkenalkan konsep kepemimpinan yang melayani "Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya" (Markus 10:43-44).

Kepemimpinan pelayan melihat kedudukan itu sebagai kesempatan untuk melayani sebesar-besarnya bukannya dilayani sebesar-besarnya. Memimpin berarti melayani untuk kepentingan sesama, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan orang lain dari pada dirinya sendiri. Kepemimpinan hamba jelas bukan untuk mencari atau mengambil kesempatan atau aji mumpung. Mumpung berkuasa lalu jadi lupa diri, lupa tugas dan tanggung jawabnya. Mumpung berkuasa maka segala sesuatu dikuasai termasuk kekayaan negara dikuasai alias diembat. Mumpung berkuasa terus menekan yang di bawahnya erat-erat. Konsep mumpung disini harus dibalik. Mumpung itu harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk melayani bukan sebaliknya untuk dilayani!

Kepemimpinan pelayan melihat kedudukan itu sebagai tanggung jawab. Bukan sekedar kekuasaan atau berada di posisi puncak atau urutan yang tertinggi. Kepemimpinan hamba bukannya memerintah secara otoriter lalu menguasai dan mengeksploitasi. Kepemimpinan hamba adalah kepemimpinan yang menyadari tugas dan tanggung jawab besar yang diembannya. Dengan kedudukan yang besar maka tanggungjawabnya semakin besar pula. Kepemimpinan hamba bukan sekedar tebar janji, tebar pesona atau mencari popularitas tetapi mau menebarkan kesejahteraan, menegakkan keadilan dan menjaga integritas, dan itu adalah tanggung jawab yang sangat besar.....

Kepemimpinan pelayan berarti mau repot, mau kerja keras, ada pengorbanan besar di dalamnya. Di tengah dunia yang serba ekspres dan instant seringkali orang mencari kemudahan dengan alasan kalau bisa lebih gampang, kenapa harus mempersulit diri? Tetapi filosofi ini menjadikan orang enggan untuk peduli dan mau berkorban untuk sesama. Mau repot berarti harus keluar dari zona nyaman kita dan berada di zona yang nggak nyaman. Kepemimpinan hamba itu berarti ada resiko di mana kita harus mengorbankan tenaga, istirahat waktu dan kenyamanan kita. Kepemimpinan pelayan adalah kepemimpinan yang peduli dan mau melihat rakyatnya 'ke mana-mana'...

Kepemimpinan pelayan amat mungkin dilakukan, maka harapan kita para pemimpin—eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, dapat mewujudkan dengan spirit tak gendong sambil menyanyikan I love you full buat rakyatnya, tanda siap mengabdikan diri, memimpin sebagai pelayan.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment