Dari mata turun ke kaki
Persis dalam konteks cinta, dari mata turun ke hati. Konon dari pandangan pertama, kedua, kelima atau kesekian maka pada akhirnya akan menimbulkan reaksi alami, memunculkan getaran-getaran mistis eh maksudnya getaran-getaran yang sulit dijelaskan dan pada akhirnya berkembang menjadi cinta. Kalau anda pandangan ke berapa??? Ternyata dari mata turun ke hati tidak hanya melulu soal cinta. Mata kita juga pasti akan melihat dengan cara yang tidak biasa atah bereaksi berbeda tatkala melihat suatu musibah atau bencana. Gempa yang terjadi belum lama ini di Sumbar yang kita saksikan secara visual lewat media pasti akan menyentuh dan menggerakkan hati kita. Hati kita pasti ada simpati dan empati yang muncul dari apa yang kita lihat.
Kalau dari mata kemudian turun ke hati melahirkan ekspresi simpati dan empati maka perlu ada action untuk meresponi lebih jauh. Respon inilah yang sesuai dengan judul artikel ini, dari mata turun ke kaki. Kaki di sini maksudnya adalah melihat ke bawah, melihat orang-orang dalam posisi yang mengalami kesulitan, tergencet oleh penderitaan atau terpuruk karena musibah. Melihat ke bawah ini adalah melihat orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan memerlukan uluran tangan. Melihat ke bawah adalah salah satu wujud kepedulian kepada orang yang dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan.
Dari mata turun ke kaki juga dapat dipahami sebagai suatu action atau tindakan yang kongkrit, tidak hanya sekedar berbelas kasihan tetapi mau berbuat sesuatu yang nyata untuk menolong. Melakukan reach out penjangkauan, turun secara langsung atau terlibat secara nyata adalah contohnya. Ada orang yang bisa melakukannya dengan mendatangi langsung tempat dan lokasi kejadian dan sebagainya. Kita yang nggak bisa pergi jauh toh tetap bisa melangkah untuk mensupport atau membantu orang yang dalam bencana tersebut. Tinggal melangkah ke ATM misalnya atau mendatangi posko atau menyisihkan uang yang bisa didebet di kasir supermarket adalah bentuk melangkah dan memberikan dukungan secara kongkrit.
Dari mata turun ke kaki juga adalah ikut berlutut dan berdoa, membawa dalam doa untuk orang-orang yang dalam pergumulan, kesulitan atau penderitaan. Doa itu sangat penting saat kita tidak bisa melakukan apa-apa, maka kita bisa datang dan berdoa menggunakan lutut kita dan menaikkan doa syafaat bagi orang-orang yang membutuhkan. Menggnakan kaki kita untuk berdoa yaitu dengan berlutut adalah suatu bentuk ekspresi kesungguhan dan kerinduan yang sangat dalam untuk mengharapkan intervensi yang lebih dari sang Ilahi. Kita makhluk lemah da tak berdaya, saat bencana tiba-tiba kita tidak kuasa menghindarinya. Dari kaki yang berlutut inilah juga merupakan ungkapan penyerahan dan penyandaran diri kita kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena hanya Dialah tempat Perlindungan dan Kekuatan di dalam hidup kita.
Buah keheningan adalah doa
ReplyDeleteBuah doa adalah iman
Buah Iman adalah cinta
Buah cinta adalah kedamaian
Renungan yang indah. Thanks atas lawatannya bung Ronny.
Salam sejahtera