News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Daud Vs Goliat : Batunya Mengenai Dahi atau Kaki?

Daud Vs Goliat : Batunya Mengenai Dahi atau Kaki?

Kisah Daud dan Goliat adalah kisah klasik antara dua tokoh yang sangat kontras. Daud yang masih remaja dan tidak punya pengalaman perang harus berhadapan dengan Goliath yang raksasa dengan perlengkapan perang yang komplit. Drama ini sangat dramatis dan mendebarkan apalagi ditambah dengan provokasi Goliath selama 40 hari membuat situasi di kalangan tentara Israel dan Saul benar-benar keder tidak berdaya. Bagaimana perbandingan kedua tokoh ini?

Goliat, seorang raksasa, tingginya enam hasta sejengkal atau setinggi . Dan dia bukan hanya menang bodi tapi dia juga dikatakan sebagai 'pendekar'. Jeffrey R. Zorn dalam Reconsidering Goliath mengatakan bahwa melihat persenjataannya, dia bukanlah prajurit biasa tapi  adalah seorang prajurit elit!  Hal ini terlihat dari perlengkapan senjatanya : Ketopong tembaga di kepala (berat 2 atau 3 kg), baju zirah yang bersisik beratnya 5000 syikal tembaga atau setara 57 kg, penutup kaki dari tembaga, lembing tembaga dan mata tombaknya saja 600 syikal besi atau hampir 7 kg. (Gimana cara ngukurnya senjata Goliat? Saat dia meninggal maka orang Israel pasti akan mencari tahu ukuran perlengkapan perangnya).

Daud, seorang remaja yang masih muda, elok parasnya nggak ada tampang petarung atau pendekar (seperti wajah anak band Korea yang cakep hanya agak kemerah-merahan dan pastinya jauh lebih cakep!), tanpa perlengkapan senjata perang , hanya membawa senjata andalan khas seorang gembala domba yaitu tongkat dengan umban dan lima batu licin.

Setelah 40 hari yang penuh intimidasi maka akhirnya tampilah sosok Daud di medan perang. Tujuannya pun hanya membezuk kakak-kakaknya sekalian mengantar makanan. Tidak ada maksud untuk menghadapi Goliat. Tapi kemunculannya ini membuat situasi menjadi berbeda. Perbandingan antara ukuran Daud dengan kakaknya saja sudah membuat kontras. Kakaknya dikatakan “besar-besar”, menunjukkan Daud sebenarnya tidak ‘qualified’ untuk perang ini. Saul meyakinkan Daud juga bahwa dia terlalu muda alias belum saatnya untuk dia berperang tapi Daud meyakinkan Saud bahwa dia sudah berpengalaman melawan binatang buas. Seharusnya dari antara orang Israel yang bisa mengimbangi Goliat adalah Saul. Tingginya yang menjulang dan dikatakan orang Israel rata-rata hanya berada di bawah bahunya mempuat dia punya peluang besar. Apa daya, fisiknya saja yang besar. Sekali lagi narasi makin menunjukkan sejak pemilihan Daud sebagai raja yang diurapi, bahwa bukan apa yang kelihatan dari luar, tinggi, besar, six pack atau kejantanan yang menjadi ukuran! Allah melihat ke dalam, yaitu hati. Ini yang dimiliki Daud!

Saul mencoba mengimbangi perang yang tidak imbang ini dengan memberikan peralatan tempurnya kepada Daud. Apa daya karena Saul juga sangat besar badannya melebihi kakak Daud bahkan, maka Daud tambah tenggelam dalam baju perangnya Saul. Bahkan Daud sendiri tidak bisa berjalan dengan baju perangnya Saul. Akhirnya Daud kembali ke peralatannya yang asli khas gembala tadi, tongkat, pengumban dan batu. Sangat ironis, kalau dalam Hakim-Hakim 20:16 dikatakan bahwa para pengumban itu justru orang Benyamin, suku asal Raja Saul. Para pengumban suku Benyamin dikenal mengumban tanpa meleset sampai sehelai rambutpun!  Kini, Daud yang mengambil alih keahlian ini dan dia dari suku Yehuda, bukan Benyamin!

Peperangan ini bukan hanya sekedar peperangan antara dua tokoh tetapi kekuatan apa yang disembah tokoh itu. Goliat menantang bukan hanya tentara Israel tapi sebenarnya menantang Allah Israel. Inilah yang menjadi keyakinan Daud bahwa Allah Semesta Alam akan menunjukkan kekuatannya melalui dia melawan Goliat.

Seperti yang kita ketahui, batu itu menghujam di dahi Goliaat yang membuatnya tumbang. Menarik sekali, ada bahwa ada kemungkinan batu itu sebenarnya bukan menghujam ke dahi tapi ke kaki. Ada beberapa alasan untuk hal ini:

Pertama, kata dahi yang dipakai yaitu  adalah ‘metsach’ sebenarnya juga bisa berarti  kaki atau lutut. Bentuk pluralnya  yaitu ‘mitschath’ itu sudah dipakai sebelumnya dalam I Samuel 17:6 yaitu “penutup kaki” atau pelindung kaki yaitu di bawah lutut. Adalah umum tentara zaman dulu mengenakan penutup atau pelindung kaki di bawah lutut, ada yang terbuat dari kulit tapi ada juga yang terbuat dari tembaga. Jika terjemahan itu dipakai maka batu itu akan mengenai penutup kaki Goliat. Seorang ahli bernama Ariella Deem menunjukkan bahwa batu itu menghujam di atas penutup kaki dan di bawah lutut, suatu area yang tak terlindungi dan vital yang membuat dia akhirnya terjatuh.

Kedua, teks Alkitab menunjukkan bahwa posisi jatuhnya Goliat adalah ke depan bukan sebaliknya yaitu ke belakang.  Seandainya mengenai dahi maka kemungkinan besar akan jatuh ke belakang tapi jika menghantam kakinya maka posisi jatuhnya akan lebih condong ke depan. Fokkelman berargumen kuat juga tentang hal ini, menurutnya posisi jatuhnya Goliat ke depan itu dimungkinkan karena batu itu menghujam ke kakinya. Efek batu yang mengenai kaki itu sangat dahsyat. Batu itu membuat Goliat kehilangan keseimbangan. Dengan berat baju perang yang seberat 60 kilogram belum ditambah ketopong serta ditambah lagi bobot tubuhnya yang besar dan beratnya luar biasa membuat dia langsung terjerembab ke depan.

Ketiga, Goliath memakai ketopong tembaga. Ketopong tembaga orang Filistin berdasarkan penemuan arkeologi itu menutupi sampai ke bawah dahi dan melewati antara dua matanya. Jadi dengan kondisi ketopong yang menutupi antara dua matapun maka tidak akan memungkinkan batu itu akan mengenai dahi. Maka dengan cerdik Daud membidik dengan cermat antara penutup kaki bagian atas yang tak terlindungi. Bagian ini sangatlah vital dan rapuh. Bagian ini adalah bagian tumpuan atau kuda-kuda seseorang ketika bertempur. Bagian inilah yang menjadi sasaran empuk Daud. Untuk diketahui kekuatan batu yang licin itu juga sangat luar biasa. Bayangan kita bahwa baau licin itu adalah seperti biji kelereng. Tapi sesungguhnya tidak. Batu licin itu sebenarnya ukurannya hampir seperti bola bisbol, cukup besar. Kalau batu itu seukuran kelereng, mana mungkin bisa menakuti atau mengalahkan singa atau beruang? Batu licin yang ditemukan di Timur Dekat Kuno juga dikenal sangat kuat. Dipakai untuk melontari benteng kota zaman dulu.

Keempat, jika batu itu mengenai pelindung kakinya, maka maknanya sangat dramatis termasuk makna theologisnya. Hantaman Daud itu dengan batu membuat kesombongan sesorang raksasa yang mengandalkan persenjataan perang termasuk pelindung kakinya  itu tumbang karena batu itu menembus pelindung yang diandalkannya. Yang membuat dramatis secara theologis adalah bertekuk lututnya seorang raksasa yang sudah mengejek Allah Israel selama 40 hari sampai terjerembab ke tanah. “Hanya” dengan batu saja sudah membuat dia bertekuk lutut di hadapan Allah Yahweh. Sama seperti dewa Dagon yang bertekuk lutut di depan Tabut Perjanjian Allah Israel.

Lalu muncul persoalnnya, dalam ayat 50 dikatakan bahwa Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu, dan membunuhnya tanpaa pedang di tangan. Dalam ayat 51 dikatakan bahwa Daud berlari mendapatkan Goliat dan menghunus pedangnya lalu menghabisi dia dengan cara menebas kepalanya. Kesannya adalah kalau begitu, yang lebih tepat adalah batu mengenai dahi, karena Goliat langsung mati dan itu berarti cocok dengan ayat 50. Tapi muncul lagi masalah, untuk apa Daud harus memnghabisinya kalau dia di ayat sebelumnya sudah mati?

Sarjana PL Robert Chisholm  menjelaskan : dalam Ayat 50 bentuk hiphil מוּת, 'mati' berkaitan dengan Daud  'mengalahkan,' sementara pada ayat 51 bentuk Polel מוּת digunakan untuk menggambarkan bagaimana Daud membunuh orang Filistin dengan pedang. Pengulangan verba dalam ayat 50 memiliki nuansa ‘pukulan yang mematikan.' Bentuk polel dari מוּת (ay 51) digunakan dalam delapan bagian lainnya dalam Perjanjian Lama. Dalam tiga teks puitis, muncul dalam pengertian yaitu, “Membunuh, menghukum mati' (Mzm 34:21; 109:16;. Yer 20:17). Namun dalam narasi (semua dalam Hakim-Hakim-Samuel),  mengacu pada makna “menghabisi seseorang yang sudah terluka parah” (Hak. 9:54;. 1 Sam 14:13; 2 Sam 01:09. -10, 16). (http://bbhchurchconnection.wordpress.com/2012/05/03/how-many-times-did-david-kill-goliath/)

Jika itu benar, maka Daud membuat Goliat ambruk dengan melukai kakinya lalu menghabisinya dengan pedang. Menariknya pula dalam  pseudapigraphic Yahudi yaitu Testament of Judah 3:1 dikatakan: "I ran out alone against one of the kings, struck him on his leg armor, knocked him down, and killed him"

Pelajaran yang lebih utama di sini bukan hanya sekedar mengenai bagian apa. Tetapi siapa dan apa yang menjadi kunci kemenangan Daud serta bagaimana sikap dan responnya melawan musuh besar Israel. Tuhanlah yang menjadi sumber kekuatan dan kemenangan Daud di sini. Ketika Tentara Israel bahkan Raja Israel terpaku pada masalah atau pada raksasa itu, Daud sebaliknya memfokuskan diri kepada Tuhan.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

2 Post a Comment

  1. Tapi fosil yg ditemukan yg diduga fosil goliath,di keningnya tertancap batu yg besar..

    ReplyDelete
  2. Tapi fosil yg ditemukan yg diduga fosil goliath,di keningnya tertancap batu yg besar..

    ReplyDelete