News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Benarkah Nephilim Makhluk Hybrid dari Malaikat yang Jatuh dengan Manusia?

Benarkah Nephilim Makhluk Hybrid dari Malaikat yang Jatuh dengan Manusia?

Nephilim suatu istilah dalam Alkitab yang menjadi perdebatan dan kontroversi. Salah satu pandangan populer tentang Nephilim ialah makhluk hasil perkawinan para malaikat dengan para wanita cantik di bumi. Dasar penafsiran itu dari penjelasan kata “nephilim” (the fallen ones), mengacu kepada “the fallen spirit”, roh yang jatuh yaitu para malaikat yang jatuh ke bumi mengikuti Iblis. Ada pula pandangan populer di luar Alkitab yang mengatakan bahwa Nephilim adalah makhluk luar angkasa alias alien!

Dasar dari penjelasan tentang nephilim itu adalah makhluk hybrid diambil dalam Kejadian 6: 2 dan 4 : "maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan."

Dukungan dalam Alkitab diambil dari Yudas1: 6 yaitu “dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi dalam dunia kekelaman dsampai pemghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan....”

Pandangan di atas didukung kitab Henokh dan kitab Talmud. Pandangan ini juga dianut oleh Josephus, seorang sejarawan Yahudi serta gereja mula-mula. Karena kaum Nephilim inilah yaitu keturunan yang menyimpang dan jahat ini maka Tuhan hendak melenyapkan  mereka.


Bene ha elohim
Alasan Biblikal yang dipakai adalah frase’anak-anak Allah” (bane ha elohim), muncul dua kali dalam ayat 2 dan 4. Dalam kitab Ayub frase “anak-anak Allah” muncul tiga kali yang jelas mengacu kepada para malaikat.  Kata bane ha elohim dalam Kitab  Septuaginta (Kitab PL dalam bahasa Yunani) juga diterjemahkan sebagai malaikat.

Sebenarnya Musa sendiri menulis juga tentang ‘banim Yahweh Elohechem’ dalam Ulangan 4:1 yang berarti “anak-anak Allah” dan ditujukan kepada bangsa Israel. Itu sebabnya para rabi Yahudi juga punya pandangan bahwa “bane ha elohim ” itu juga mengacu kepada orang-orang benar. Selain frase 'bane ha elohim' juga muncul  variasinya yaitu 'bani elim'. Dalam Ulangan 32:8 kata ‘bani elim ‘mengacu kepada bangsa Israel.  Menarik sekali seorang bernama Ronald Hendel mendapati bahwa dalam  kitab Ulangan 32:8 versi Qumran, kata yang dipakai adalah “Anak-anak Allah”. Itu sebabnya dia langsung mengaitkan dengan bane ha elohim yang muncul dalam Kejadian 6.

Nephilim versi Kanaan

Dalam kisah nephilim di luar kitab Suci  yaitu dalam tradisi Kanaan mereka juga mengenal penggunaan kata “anak-anak Allah” (“banu ili” or “banu ili-mi”) dalam teks yang berasal dari abad 14 Sebelum Kristus. Anak-anak Allah itu berasal dari perkawinan dewa El dan dewi Ashera. Kata “Anak-anak Allah” itu bisa diterjemahkan sebagai anak-anak El.  Ada juga didapati penggunaan kata ini dalam inskripsi bangsa Amon.

Nephilim dalam Alkitab (PL)

Dalam Kejadian 6:1-4, keturunan dari anak-anak Allah dan anak-anak perempuan disebut Nephilim, yang merupakan "pahlawan, orang-orang terkenal." Secara harfiah, nephilim berarti "yang jatuh "dan merupakan eufemisme umum untuk" orang mati "dalam bahasa Ibrani. Misalnya, dalam Yeremia 6:15, "Mereka akan rebah di  antara orang yang rebah (jatuh) [Ibrani, nopelim]. Dalam Yehezkiel 32:27, Nephilim berarti pahlawan yang mati rebah pada zaman dahulu.

Di tempat lain, Nephilim adalah raksasa, penduduk asli Kanaan. Dalam Bilangan 13:33 kesepuluh pengintai mengatakan kepada Musa "Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” 

Mitos Air Bah
Mitos air bah ini berasal dari mitos Atrahasis dari Babilonia kuno , yang bercerita tentang bagaimana dunia mengalami  overpopulasi sehingga dewa-dewa tidak bisa tidur karena kebisingan .

    " ... Orang-orang berlipat ganda ,
    tanah itu melenguh seperti banteng .
    Karena keributan mereka dewa menjadi marah
    Enlil mendengar suara mereka .
    Dia berbicara kepada para dewa besar ,
    " Suara manusia telah menyiksa saya .
    Karena keributan mereka saya kekurangan tidur . "

Enlil memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk memecahkan masalah adalah untuk menririmkan air bah , lalu dewa Enki mencoba untuk menghentikannya . Dia memiliki seorang pria bernama Atrahasis yang membangun bahtera untuk dirinya sendiri dan keluarganya dan membawa hewan dengan dia untuk bertahan dalam banjir . Kedua dewa juga akhirnya kompromi dan menciptakan kematian alami , seperti tersirat dalam cerita Kejadian " Roh-Ku tidak akan tinggal dalam manusia selamanya. Hidupnya hanya akan mencapai 120 tahun . ( Kejadian 6:3 )

Konteks Kejadian 6  : Manusia 

Dalam Kejadian 6:1 dipaparkan bahwa manusia semakin bertambah banyak jumlahnya. Lalu ayat 3 Allah berfirman bahwa Roh-Nya tidak akan selama-lamanya tinggal dalam manusia karena manusia itu adalah daging. Akhirnya muncul penghukuman Tuhan kepada manusia. Perhatikan urutnya:
Kejadian 6:5 : kejahatan manusia besar di bumi.
Kejadian 6:7 “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan….
Kejadian 6:12: “Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar…sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Kejadian 6 : 9 : Nuh adalah orang benar dan tak bercela di zamannya.

Jadi keseluruhan konteks berbicara tentang manusia, kejahatan manusia dan penghukuman terhadap manusia. Bukan tentang roh, roh malaikat atau malaikat yang jatuh ataupun penghukuman kepada para malaikat yang jatuh ini.
Sebagai kontras terhadap manusia-manusia jahat pada zamannya itu, munculah Nuh sebagai seorang benar dan tak bercela! Ini menunjukkan suatu hal yang unik tentang Nuh bahwa dia hanya manusia biasa, dia bukan manusia setengah malaikat atau manusia hybrid! Dia murni manusia tapi dia hidup benar dan tak bercela di hadapan Allah!

Kesimpulan
Menarik sekali bahwa bukan tanpa alasan Musa menulis kisah dalam Kejadian 6 ini:

Pertama, dalam Kejadian 6 Musa ingin mematahkan penyebab air bah berdasarkan mitos dari Babilonia kuno yang menganggap bahwa penyebab air bah adalah keberisikan para manusia yang mengganggu para dewa. Musa mau menunjukkan bahwa ‘murni’ kejahatan manusia itulah yang menyebabkan Tuhan menumpahkan murka-Nya kepada manusia.

Kedua, Musa menentang anggapan bahwa nefilim itu adalah keturunan dewa atau perkawinan dewa El dengan dewi Asher. Musa menunjukkan bahwa para nefilim itu hanyalah manusia biasa bukan hybrid atau makhluk asing (alien).

Ketiga, Musa memperlihatkan kontras bahwa di tengah manusia yang rusak dan penuh kejahatan maka ada harapan bagi manusia. Kejadian 6 menunjukkan bahwa Nuh hanyalah manusia biasa, bukan manusia super atau manusia hybrid. Nuh menunjukkan bahwa dia bisa hidup benar dan tak bercela di tengah manusia yang rusak.

http://www.deliriumsrealm.com/nephilim-genesis-deuteronomy/
http://theapologeticchristian.blogspot.com/2011/07/nephilim-of-genesis-6-gen.html
http://www.hope-of-israel.org/angelsbf.html
http://www.answersingenesis.org/articles/aid/v2/n1/who-were-the-nephilim

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

1 Post a Comment:

  1. kaum nephilim. coba anda lihat dalam (1 petrus 3: 19-20) dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. apabila itu roh manusia bagaimana dengan (Markus 16:15-) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. (16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. kata segala makhluk itu siapa bagi anda. Fransiskus dari Asisi pernah berkotbah dengan burung, ikan tapi apakah hanya putus sampai disitu saja. apabila roh manusia dalam surat petrus bagaimana dengan tulisan markus?

    ReplyDelete