Anak Kelas 4 SD Dilarang Menulis 'Tuhan' Sebagai Idolanya

Inspironi September 25, 2013 1

Ketika anak 10 tahun Erin Shead dari Memphis , Tennessee menerima tugas dari guru SD-nya untuk memilih dan menulis tentang idola yang dikaguminya, dia memilih yaitu Tuhan. Erin mantap dengan pilihannya, " Dia selalu akan menjadi nomor satu yang aku kagumi . "

Erinpun mulai menulis, lalu melanjutkan menggambar diagram alur pink dan hijau di atas kertas catatannya. Ibu Erin menggambarkan hasil karya anaknya sebagai karya yang " lucu dan tidak bersalah . " Tetapi guru mengatakan karyanya tidak dapat diterima. Tidak hanya itu, ia harus mengulangi dari awal , Erin diarahkan untuk menghilangkan kertasnya dari sekolah sore itu.


Tuhan pasti akan memenuhi syarat untuk tugas itu . Mendukung tesisnya " Saya melihat kepada Tuhan , " Erin menggambarkan  beberapa alasan , termasuk fakta menarik : " Dia adalah alasan saya ada di bumi ini . "

Tapi tak peduli alasannya, guru Erin menanggapi kekhawatiran tentang apa yang disebut " pemisahan gereja dan negara " dan melarang menyebutkan Tuhan dalam kelasnya .

Erin diminta untuk menulis tokoh lain dan akhirnya dia menulis tentang Michael Jackson ( yang dianggap dapat diterima . ) Dia pulang dengan tertekan dan bingung karena cara gurunya yang telah memperlakukan dia , dan mengapa ia tidak diizinkan untuk memiliki Penciptanya sebagai idola .

Kemarahan Ibu Erin dapat dimengerti . Dia bertemu kepala sekolah di Sekolah Dasar Lucy yang berada dalam sistem sekolah Shelby County . Membela putrinya, ia meminta untuk melihat kebijakan secara tertulis untuk siswa yang dihalangi untuk berbicara tentang Tuhan . Dia juga berbicara kepada media lokal , menekan sistem sekolah untuk bertindak .

Tak lama kemudian, Sekolah Shelby County meminta maaf kepada keluarga dan mengatakan dalam sebuah rilis tentang insiden itu . " Tidak ada undang-undang atau kebijakan distrik yang memungkinkan guru untuk membatasi ekspresi keyakinan agama siswa  di dalam tugas kelas pribadi mereka . Ini adalah kesalahpahaman yang patutdisesalkan , dan kami sebagai pendidik harus belajar dari itu . "