Johny Mapaliey, Komponis dan Penginjil Tuna Netra dari Minahasa

Inspironi August 25, 2013 7

Lagu “Ramai Rawan”, Bintang Palkon Bakti, Bunga Kasih  adalah segelintir dari 250 lagu yang diciptakan oleh seorang maestro musik Minahasa bernama Johny Mapaliey. Kendati tidak bisa melihat tetapi Pak John atau Opa John ini sangat produktif dalam menciptakan lagu yang umumnya terinspirasi dari alam. Salah satu lagu yaitu Ramai Rawan menurutnya terinspirasi dari  desiran dan gemericik air hujan yang jatuh di atas kaleng di kampung halaman-nya.

Selain sebagai komponis, Opa John ini juga dikenal sebagai evangelis. Saya teringat saat Opa John Mapaliey diundang untuk berkhotbah di gereja oleh papa saya (Johny Rondonuwu) dan setelah itu Opa John membawakan lagu ciptaannya. Kendati tidak bisa melihat tapi ada spirit dan sukacita dalam melayani yang terpancar dari diri Pak Johny Mapaliey ini. Dengan karunia yang Tuhan berikan dalam menciptakan lagu, dia mengekspresikan karya Tuhan itu melalui lagu-lagu rohani ciptaannya. Lagu-lagu rohani ciptaanya akrab di telinga jemaat di Minahasa dan menjadi berkat bagi para pendengarnya.

Sebenarnya Johny tidak terlahir buta. Ia masih sempat melihat dengan mata normal sampai usia enam tahun.  Pada usia 6 tahun lebih beliau pernah menderita penyakit mata yang tidak dapat diobati sehingga berakibat matanya rusak dan tidak dapat melihat. Namun hal ini tidak membuat Bapak Johny Mapaliey putus asa, beliau terus maju karena suara Iman dan kata hati Bapak Johny yang berkata “ Apa yang Tuhan buat itu baik”.

Inilah yang menjadi kesaksian dalam kehidupan sehari-hari bahwa mutiara yang terindah selain air susu ibu yang diberikan kepada Johny, adalah Alkitab. Selama dua tahun isi Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu dengan tekun dibacakan kepada Johny kecil oleh Ibunya tercinta yang kini telah tiada.

Salah satu lagu perdana yang diciptakan Johny adalah “ Selamat Bersyukur “, karena waktu itu orang Minahasa sedang merayakan pesta Pengucapan Syukur setelah memanen padi di sawah dan ladang hasil ciptaan Tuhan. Nada pertama yang diciptakannya itu terinspirasi dari “orang-orangan sawah” yang dibuat untuk pengusir burung rinceng (jenis burung pemakan padi). Berpadu dengan aliran air dan desiran angin maka beliau langsung menangkap bunyi itu untuk diterjemahkan menjadi serangkaian nada yang akhirnya menjadi sebuah lagu yang indah.

Prose kreatif dalam menciptakan lagu bagi Johny adalah di mana saja dan kapan saja. Bahkan dentingan tetesan air hujan di saung di persawahan keluarganya bisa  menginspirasinya untuk membuat nada-nada lagu yang indah. Suara burung Manguni juga diciptakan menjadi sebuah lagu di tahun 1950. Samapai saat ini beliat telah menciptakan lebih dari 250 lagu.

Pada tanggal 9 Juni 2010 di Surabaya, Opa John memperoleh piagam penghargaan dari Museum Rekor Indonesia(MURI) sebagai Tunanetra Pencipta Lagu Terbanyak. Saat menerima pengargaan ini, ia merasa terharu. Opa John mengaku penghargaan ini dipersembakan kepada Sang Pencipta dan keluarga yang selalu mendukungnya. “Ini hasil dari karunia yang diberikan Tuhan,” akunya.

Sayang sekali ketika penulis mencoba mencari video Opa John di youtube ternyata tidak ada. Yang ada adalah lagu-lagu yang direkam dan diupload karena lagu-lagu karangan Opa John kerap dijadikan lagu wajib dalam lomba paduan suara rohani. Adakah tou Minahasa mau merekam video Opa John terutama saat menyanyi dan menguploadnya di YouTube?

image : http://happycristian.blogspot.com/