Kenaikan Yesus : Dua Cara Pandang Dalam Kenaikan Yesus
Menarik dalam catatan Lukas ekspresi murid-murid Tuhan saat Tuhan Yesus nnaik ke surga. Pertama dalam versi Injil Lukas dia mencatat bahwa murid-murid Tuhan melihat justru ke bawah,”Mereka sujud menyembah”.dalam Lukas 24:52. Sedangkan dalam versi Kisah Para Rasul para murid meilhat ke atas sampai Tuhan Yesus awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Secara kronologis mungkin mereka melihat ke atas dulu baru kemudian mereka sujud menyembah.
Dalam refleksi kenaikan Yesus saya ajak kita merenungkan dua cara pandang.
Pertama, melihat ke atas
Murid-murid Tuhan Yesus memandang-Nya dengan kepala yang terangkat atau menengadah ke atas. Apa atau siapa yang mereka lihat? Tidak lain hanya Yesus sendiri. Sebenarnya amat berbeda dengan kedatangan-Nya pertama kali. Kendati lahir di kandang yang hina tapi ada bintang besar dan para malaikat yang menyambut kelahiran-Nya.
Kenaikan Yesus ke surga terjadi secara solo, tidak ada penjemputan atau sambutan meriah malaikat. Yesus juga tidak dikawal oleh oleh pasukan malaikat sampai ke surga. Kenaikan-Nya sekali lagi terjadi secara tunggal. Bandingkan saat kedatangan-Nya yang kedua, kedatangan-Nya akan terjadi dengan cara yang sama tapi akan bersama-sama semua orang kudus dan para bala tentara surga dan akan terjadi secara spektakuler.
Kembali ke momen kenaikan Yesus ke surga yang hanya seorang diri. Bagi saya bermakna bahwa pandangan kita ke atas haruslah berfokus hanya pada Yesus. Ibrani 11 mengatakan bahwa,”Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju pada Yesus…”. Memandang ke atas bukan hanya sekedar berfokus pada Yesus dan bukan yang lain tetapi bermakna memandang ke atas itu adalah suatu pengakuan bahwa kita melihat dan mengamini Dia sebagai Raja Di Atas Segala Raja. Dalam 1 Petrus 3:22 dikatakan, “ Yesus setelah naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukan kepada-Nya.” Memandang ke atas berarti melihat Yesus sebagai Raja yang berkuasa dan bertahta. Yesus adalah Tuhan dan Raja atas hidup kita, atas bangsa-bangsa dan atas alam semesta. Semua makhluk ada di dalam kekuasaan dan pemerintahan-Nya.
Memandang ke atas juga berarti kita mengarahkan pandangan kita untuk menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Rutinitas dan kesibukan di dunia ini jangan membuat kita terlena dan melupakan kedatangan-Nya karena pada akhirnya semua mata akan memandang dan melihat kedatangan-Nya sebagai Raja yang Agung dan Mulia. Sudahkah kita mengarahkan pandangan kita untuk menyambut kedatangan-Nya?
Kedua, melihat ke bawah.
Para malaikat mengatakan,”Mengapa kamu terus melihat ke atas….”. Saya bayangkan saat mereka melihat ke bawah mereka sempat menyaksikan bekas tapak kaki Yesus, bekas jejak kaki Yesus. Melihat ke bawah sekaligus melihat jejak Tuhan Yesus di dunia ini. Jejak Yesus itu mengingatkan mereka apa yang pernah Dia firmankan, yang pernah Dia lakukan adalah nyata, adalah hidup. Bagi murid Tuhan, terpanggil untuk melihat dan mengingat jejak Yesus itu berarti:
Mengingat Jejak Dia yang giat melayani dan mewartakan kabar baik
Mengingat jejak Yesus yang selalu mau mengasihi dan berkorban
Mengingat jejak Dia yang mau menaati kehendak Bapa-Nya
Mengingat jejak Dia yang berjalan dalam penderitaan
Sudahkah kita mau melangkah dan berjalan dalam jejak Tuhan Yesus saat ini? Sudakah kita menapaki jalan-jalan Yesus.
William Temple, Archbishop of Canterbury tahun 1940 menulis, "The ascension of Christ is his liberation from all restrictions of time and space. It does not represent his removal from earth, but his constant presence everywhere on earth." Kenaikan Kristus justru untuk menegaskan kehadiran-Nya akan menjadi tidak terbatas dan tidak terkondisi. Melihat ke bawah berarti melihat kehadiran-Nya di bumi ini, di dunia kita.
Murid-murid-Nya akhirnya melihat ke bawah karena kenaikan Yesus ke surga bukan berarti Dia meninggalkan mereka tapi hendak menyatakan bahwa sebenarnya Yesus ada dan hadir di tengah-tengah dunia atau bumi yang mereka diami.
Malaikat mengatajan bahwa,”Yesus yang sama…” Yesus tidak pernah berubah, Dia tetap sama. Dia mengasihi dan menyertai kita, Janji-Nya tidak pernah berubah. Kehendak-Nya juga tidak pernah berubah. Ini menjadi jaminan dan penghibura bagi kita saat melakukan segala kehendak dan perintah-Nya di tenagh dunia ini. Kita tidak sendiri. “Aku menyertai kamu sampai pada kesudahan zaman.”
Amin! 1 Korintus 15:58 "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."
ReplyDeleteHappy Ascension Day Of Jesus Christ, Selamat hari Kenaikan Yesus Kristus
ReplyDelete