Conquer Yourself
Siapakah raja terkuat Israel? Menurut catatan di luar Alkitab bukanlah Daud atau Salomo tapi Ahab. Ahab???? Ya, dia adalah raja yang dikenal dengan julukan ‘the strongest King”,a powerful military ruler, menurut inskripsi Assyrian. Kutipan lainnya mengatakan,” He had one of the strongest forces in the coalition (2000 chariots and 10000 infantry). Dia berhasil menaklukan lawannya dan negaranya aman selama kurang lebih tiga puluh tahun.
Sayangnya walaupun dikenal sebagai raja yang kuat, Ahab juga sebenarnya memiliki kelemahan. Dunia atau musuhnya boleh memuji dan mengakui dia sebagai Raja yang kuat, panglima perang yang kuat, pemimpin militer yang gagah perkasa tetapi kenyataannya dalam catatan sejarah dalam 1 Raja-Raja 21 menunjukkan sebaliknya. Ketika keinginannya tidak dituruti maka dia ngambek kayak anak kecil dan nggak mau makan? Raja terkuat? Silakan nilai sendiri.
Ada ungkapan yang mengatakan The first and greatest victory is to conquer yourself; to be conquered by yourself is of all things most shameful and vile. ~Plato . Sebagai seorang Raja, Penguasa atau Penakluk seharusnya dia juga menguasai atau menaklukan dirinya terlebih dulu. Faktanya dia dikalahkan oleh dirinya sendiri. Catatan dalam 1 Raja-Raja 21 bahkan menyebutkan ringkasan tindakan Ahab selama ini yakni dia “memperbudak dirinya dengan kejahatan”. Kata memperbudak sebenarnya mengandung makna bahwa dia 'dikuasai' oleh kejahatan.
Sebenarnya Ahab tidak langsung dikuasai oleh kejahatan. Ahab juga melalui beberapa proses atau ada beberapa aspek yang membuat dia dikuasai oleh kejahatan. Tapi karena Ahab beradaptasi dan justru berkompromi dengan kejahatan maka akhirnya kejahatan itu menguasai dirinya sepenuhnya. Kejahatan itu mendominasi dirinya karena dia membiarkan beberapa aspek dalam dirinya dikuasai kejahatan.
Saya akan menjelaskan beberapa aspek di sini.
Pertama, Ahab dikuasai oleh kemarahan. Di akhir pasal 20 disebutkan bahwa dia kesal hati dan gusar lalu diulang lagi dalam pasal 21 ayat 4. Arti sebenarnya dalam bahasa aslinya adalah bermakna kemarahan. Mana kemarahan yang lebih baik, diumbar atau dipendam seperti Ahab? Sama saja, nggak ada bedanya. Seseorang yang dikuasai kemarahan walaupun dipendam maka akan tetap sama berbahayanya dengan kemarahan yang diumbar. Ahab membiarkan hatinya diliputi oleh kemarahan yang dampaknya adalah mengorbankan orang lain. Keinginan yang tidak dikuasai juga sama berbahayanya.....
Kedua, dia dikuasai oleh keinginannya. Sebagai Raja dia sesungguhnya sudah memiliki jauh lebih dari cukup, istana dan segala kemegahannya adalah miliknya tetapi dia tidak puas. Dia menginginkan tanah kepunyaan Nabot. Di sini ungkapan rumput tetangga lebih hijau berlaku bagi Ahab. Ahab ngebet berat melihat kebun anggurnya Nabot sehingga dia tidak peduli lagi bahwa tanah itu adalah tanah milik pusaka yang not for sale. Keinginan yang tidak dikuasai sama berbahayanya....Keinginan yang tidak dikuasai akan berbalik menguasai dan menelan hidup-hidup orangnya,
Ketiga, dia dikuasai /dipengaruh istrinya Izebel yang jahat. Ahab membiarkan Izebel mengintervensi masalahnya dan menjalankan rencana busuknya. Ahab seharusnya tahu bahwa rencana yang dijalankan istrinya benar-benar jahat tapi Ahab tidak mencegahnya atau setidaknya mencari alternatif lain. Jangan-jangan dia berpikir rencana istrinya itulah yang terbaik!!!! Ahab juga tidak menunjukkan pendirian dalam hal sebagai kepala keluarga dan juga terutama dalam pendirian dalam hal rohani. Jelas apa yang dianjurkan istrinya adalah kejahatan besar tapi Ahab justru tidak berbuat apa-apa terhadap apa yang dilakukan istrinya.
Ahh.. postingan ini seperti sebuah serangan buat saya.. I'll try to conquer myself first (I MUST !!).. Ty for this reminder.. GBU..
ReplyDeletehematnya tidak ada manusia yg sempurna walaupun statusnya sebagai raja terkuat
ReplyDelete